Berikut adalah gambaran terkini (per September 2025) mengenai kondisi industri wisata di Indonesia—dengan berbagai tren, tantangan, dan dinamika yang sedang berlangsung:
1. Pemulihan Kunjungan dan Proyeksi Ke Depan
- Recovery Wisman 2025: Pemerintah menargetkan 16 juta wisatawan asing pada 2025, dengan kontribusi devisa sekitar USD 22 miliar dan PDB sektor pariwisata sebesar 4,5% (~Rp 1.100 Triliun) YouTube.
- Forecast dari BMI/Fitch Solutions: Proyeksi total kunjungan sebesar 16,1 juta untuk 2025, sejalan dengan level pra-pandemi tahun 2019 (16,1 juta). Diyakini akan terus tumbuh hingga ~18,1 juta pada 2029, dengan rata-rata pertumbuhan tahunan 5,6% Fitch Solutions.
2. Tren dan Fokus Wisata
- Wisata berbasis pengalaman dan nilai: Tren dominan termasuk cultural immersion, wellness, dan eco-tourism Kompas.
- Wisata alam dan petualangan: Sangat diminati—75% wisatawan domestik memfavoritkan destinasi alam seperti pegunungan dan taman nasional, diikuti pantai (65%) dan situs budaya/historis (37%) Bisnis.com.
- Staycation berkembang: Sebesar 78% orang Indonesia memilih menghabiskan waktu di hotel saat berwisata (2025) Travel Kompas.
- Digital & Virtual Tourism: Layanan seperti AR/VR mulai dipakai untuk promosi destinasi, bersama penguatan teknologi digital dalam pariwisata (AI, platform, efisiensi bandara, dsb.) Bali Sunset Road Convention CenterXpose Indonesia.
3. Perkembangan Infrastruktur & Kearifan Lokal
- Sinergi sektor dan pemberdayaan lokal: Pemerintah dan perguruan tinggi menekankan pentingnya kearifan lokal, desa wisata, community-based tourism, pariwisata halal, wisata kesehatan, dan digitalisasi (Tourism 5.0, Gerakan Wisata Bersih) Portal Khatulistiwa.
- Distribusi destinasi unggulan: Strategi “Super Five” (selain Bali) seperti Labuan Bajo, Danau Toba, Borobudur, Mandalika, Likupung sedang dipromosikan untuk menghindari overtourism dan menyebarkan manfaat ekonomi News.com.au.
4. Tantangan Industri & Kondisi Kuartal I–2025
- Lesunya sektor perhotelan: Pertumbuhan kredit pada sektor akomodasi & F&B hanya ~4,5% per Februari 2025, turun dibanding Juli 2024 (~10%) KabarBursa.com.
- Kinerja pariwisata Q1 2025:
- Wisatawan Nusantara melonjak 12,7% (282,4 juta perjalanan), meski outbound turun signifikan (~16%) merdeka.com.
- Kunjungan wisatawan mancanegara naik ~7,8% (2,74 juta perjalanan), namun terjadi sedikit penurunan di bulan Maret dibanding tahun sebelumnya merdeka.com.
- Tingkat hunian hotel (occupancy) menurun—5-star turun 5,14%, keseluruhan turun 0,5% hingga 2,1% dibanding periode sama tahun lalu Kompas.
- Penurunan omzet signifikan:
- GIPI mencatat omzet hotel turun 30–40%, taman wisata seperti Ancol turun 12%. Faktor penyebab: daya beli rendah, efisiensi pemerintah, usaha ilegal (villa tidak berizin, biro perjalanan tak kompeten) IHGMA.
5. Overtourism & Regulasi Destinasi Populer (Bali)
- Bali menghadapi overtourism: Dengan lebih dari 6 juta wisman di 2024 (melebihi 2019), Bali tetap jadi penyumbang besar pariwisata nasional (~70% PDRB regional). Tantangan seperti degradasi lingkungan, budaya, dan infrastruktur mendesak ditangani TIMEThe Guardian.
- Aturan baru dan penegakan:
- Turis wajib membayar pajak (~USD 9–10) dan mengikuti aturan perilaku; namun hanya sepertiga yang taat bayar, sehingga penegakan masih diremehkan TIMEBusiness Insider.
- Gubernur Bali merevisi aturan dan menambah kewajiban/tindakan bagi turis asing sejak awal 2025 (pakaian sopan, gunakan QRIS, dsb.) The GuardianWikipedia.
- Relaksasi pembangunan: Bali menerapkan moratorium pembangunan hotel, villa, dan nightclub di area padat demi mengurangi tekanan infrastruktur dan pertanian Business Insider.
6. Infrastruktur Baru: Pariwisata Maritim
- Terminal cruise internasional di Bali: Port of Benoa sedang dibangun untuk menampung 3 kapal besar sekaligus. Diharapkan mendongkrak wisata kapal pesiar, khususnya dari Australia. Operator seperti Viking, Carnival, Aqua Expeditions, dan lainnya membuka rute baru menuju/kemudian dari Bali & Raja Ampat Adelaide Now.
7. Isu Strategis Jangka Panjang
Menurut analisis Bisniswisata, terdapat 25 tantangan kritis untuk capai target PDB 8% melalui pariwisata, antara lain:
- Aksesibilitas untuk difabel rendah (25% destinasi saja ramah difabel).
- Banyak UMKM pariwisata tak berizin (±40%).
- Butuh pelindungan warisan budaya dan manajemen kapasitas pengunjung.
- Potensi tinggi wisata Muslim belum optimal.
- Keamanan wisata: Indonesia peringkat ke-50 global.
- Banyak destinasi rawan bencana (40%).
- Dampak perubahan iklim (misalnya laut naik mengancam pesisir).
- Dana pariwisata (APBN hanya 3%, sebaiknya ada Dana Abadi Pariwisata seperti di Thailand ~7%) bisniswisata.co.id.
Ringkasan
- Pemulihan menjanjikan, tetapi masih variatif: wisatawan domestik kuat, wisman meningkat namun hospitality tekanannya terasa nyata.
- Wisata berbasis pengalaman, berkelanjutan, dan digital berkembang.
- Desentralisasi destinasi (Super Five, desa wisata) dan pemberdayaan lokal jadi strategi penting.
- Bali jadi sorotan: dari overtourism sampai regulasi tegas dan moratorium pembangunan.
- Masih banyak tantangan struktural—legalitas, aksesibilitas, dana, keamanan, dan dampak iklim—yang perlu dikatasi untuk menjadikan pariwisata Indonesia lebih inklusif, berkelanjutan, dan tahan risiko.
—


Berikut sederet foto yang menggambarkan kondisi dan tren industri wisata di Indonesia sekitar tahun 2025—mulai dari desa wisata, lanskap alam memukau, kebangkitan pariwisata domestik, hingga tren glamping dan ekowisata:
- Desa wisata Toraja (Kete Kesu) — Menjawab inisiatif Kemenparekraf untuk mengangkat desa wisata sebagai andalan pemulihan industri wisata 2025 .
- Pemandangan alam destinasi prioritas seperti Labuan Bajo — Mewakili fokus pada promosi wilayah di luar Jawa dan pariwisata berbasis alam .
- Ilustrasi tren kebangkitan wisata domestik — Gambar suasana wisatawan nusantara di kuartal I 2025 sebagai bagian dari pemulihan sektor pariwisata dalam negeri .
- Visual konsep glamping dan eco-tourism — Menggambarkan tren wisata berkelanjutan dan pengalaman dekat alam yang semakin diminati pada 2025 .
Interpretasi Foto-foto Tersebut
| Foto | Relevansi | Konteks |
|---|---|---|
| Desa Wisata Toraja | Penguatan destinasi lokal | Mewakili gerakan desa wisata sebagai penggerak ekonomi lokal dan alternatif utama untuk mengurangi tekanan di lokasi tumpuan seperti Bali. |
| Alam Destinasi Prioritas | Diversifikasi pariwisata | Visualisasi destinasi “Super Five” yang dipromosikan untuk menyebarkan manfaat ekonomi dan menarik wisatawan ke area selain Bali. |
| Kebangkitan Wisman Nusantara | Pemulihan sektor | Mencerminkan lonjakan wisatawan domestik sebesar 12,7% di kuartal I 2025, langkah penting memulihkan industri wisata nasional merdeka.comkumparanIHGMA. |